![]() |
Warung Mpok Mis Depan Terminal |
Entah kenapa kota kecil itu selalu membuat saya jatuh cinta
berkali-kali. Seperti sebuah magnet yang terus menarik untuk pulang.
Kota yang mampu mematahkan teori bahwa bahagia itu di Jakarta.
Saya tahu ini kepulangan kesekian kalinya ke Banyuwangi. Iyaa kesekian kalinya saya memutuskan untuk stay. Dan saya tahu Banyuwangi adalah tempat bergerak. Kalau pun datang ke daerah lain, hanya sebuah intermezo atau lebih tepatnya jeda.
Saya menyelesaikan catatan ini di dalam perjalanan menuju pulang.
Setelah terhenti beberapa jam karena tidak mungkin menulis ini di atas
pesawat. Menyempatkan diri memperhatikan gerak gerik pramugara di depan
saya, yang mampu membuat saya mengalihkan dari buku ttg Sok Hoe Gie yang
belum juga selesai. Bukan karena pramugara itu tampan, tapi memastikan
warna merah muda di pipinya bukan dari blush on!!!
Saya
senyum-senyum sendiri. Mau Jakarta. Mau Natuna. Mau Anambas. Mau Batam.
Mau Aceh, Makasar. Papuan Bali. Mau Singapura, Australia atau Amerika
sekalian
Buat saya Banyuwangi itu tempat kembali.
*pejamkan mata dan kembali dengarkan lagu ‘Tutupe Wirang’
Sama mbak, no other place like Banyuwangi.