Aku masih malas beranjak dari mejaku. Walaupun aku yakin kau akan protes dan menyuruhku cepat pulang dan tidur lebih pagi. “Kamu butuh istirahat lebih banyak Raa”. Walaupun aku tau jika dirumah aku tidak akan pernah lansung memejamkan mata, tapi akan sibuk dengan buku dan juga coretan-coretan tak jelasku.
Bagaimana kabarmu? ada keinginan besar untuk sekedar mengirimkan pesan untuk menanyakan apakah semuanya akan baik-baik saja? apakah kegiatanmu tertata baik? apakah gatal di kulitmu sudah kering? tapi aku tau terlalu sibuk untuk menjawab pesan standart. Dan aku putuskan membatalkan pesan itu.
Bagaimana kabarmu malam ini? berkali-kali aku melihat jam di dinding tepat di hadapanku dan cek hp ku yang menggeletak diam di sebelahku. dan berharap ada satu pesan yang mengatakan, “aku baik-baik saja Raa”. Tapi satu menit dua menit satu jam dua jam dan berjam-jama. Diam…….dan aku juga diam……membolak-balik buku tanpa aku mengikuti kisahnya. Aku menoleh juga ke telpon kantor. Kenapa juga diam – diam saja ?
Aku malas pulang….aku tidak ingin pulang. Kembali ke rumah itu berarti aku harus mengingat dirimu. Merindukan dirimu. Mencium bau tubuhmu yang masih menempel di selimutku. Pulang berarti harus mengembalikan memoriku pada malam-malam yang kuhabiskan denganmu. Pulang berarti adalah sebuah kerinduan pada genggaman tanganmu, pelukanmu di pinggangku, dan ucapan selamat tidur serta kecupan hangat di keningku. Atau mungkin kau berbaring di pangkuanku dan tangan kananku asyik memainkan rambutmu serta tanganku kiriku lebih memilih membuka lembaran-lembaran buku hingga akhirnya kau merajuk dan mengatakan aku lebih mementingkan buku dari pada dirimu. Walaupun akhirnya aku lebih memilih menggelungkan diri di pelukanmu. Nyaman dan tenang.
Mang otang menyadarkanku, jika aku harus pulang. Ya aku pulang. Dengan atau tanpa kamu. Untuk terakhir kali aku cek hpku dan semuanya masih kosong tanpa pesan.
Malam ini Batam sangat berbeda. Udara terasa sangat dingin. Bahkan angin pun seakan menelikungku dari belakang membuat bulu kudukku berdiri sesaat.
Sekali lagi aku berbisik, “bagaimana kabarmu malam ini? apakah kamu baik-baik saja? semoga…….! cepat pulang sayang? karena kau tau…..aku cemburu…..ya sangat cemburu. Karena aku juga membutuhkanmu disini” Tapi pertanyaan lain tiba-tiba muncul, “Tapi apakah kau juga berpikir tentang aku?”
Begitu menyentuh bait demi bait yg kubaca, ada duka didalamnya…tapi aku tidak dapat menebaknya, duka apa gerangan dan ada apa denganmu…
Ntah kenapa rasa sedihpun menyelimutiku setelah membacanya…
Salam kangen dari jakarta
setiap orang menyimpang kesepiannya sendiri….
artikelnya bagsu, salam kenal ya..
Hmmmm…bagaimana kabarmu malam ini?
Tertatih namun, Tetap luruskan jalan, jangan menyimpang …. (Bogor)